Jumat, 11 Februari 2011
Petinggi Militer Temui Demonstran dan Umumkan...Mubarak Mundur
Jenderal Hassan al-Roueini, komandan militer untuk daerah Kairo, mengatakan kepada ribuan pengunjuk rasa di Tahrir Square, "Semua tuntutan Anda akan dipenuhi hari ini."
Beberapa dalam kerumunan itu mengangkat tangan mereka dan membentuk tanda V -simbol kemenangan- dengan jari mereka sambil menerikakkan takbir. Banyak demonstran yang saling berangkulan sambil bertangisan.
Dewan tertinggi militer bertemu Kamis, tanpa Mubarak yang merupakan panglima tertinggi angkatan bersenjata. Mereka kemudian mengumumkan di TV negaranya akan "mendukung tuntutan sah rakyat."
Seorang juru bicara membacakan pernyataan bahwa dewan itu akan melakukan segala langkah untuk menjaga bangsa dan negara.
Pernyataan itu berlabel "komunike nomor 1," sebuah ungkapan yang menunjukkan sebuah kudeta militer.
Pemerintah Khawatir Militer Lakukan Kudeta
KAIRO, (PRLM).- Upaya pemerintah Mesir untuk mengatasi krisis yang terjadi saat ini terancam gagal. Ada kekhawatiran di kalangan pemerintah sendiri bahwa militer akan melakukan kudeta. Setidaknya peringatan ini datang dari Menlu Mesir Ahmed Aboul Gheit.
Menurut Ahmet, ketidakpastian yang berlarut-larut akan memicu kelompok militer untuk mengudeta pemerintah petahana. Akibatnya, hal ini akan memicu krisis baru. Sejauh ini sudah dua orang pejabat pemerintah, termasuk Ahmed, yang mengkhawatirkan kudeta akan terjadi di Mesir.
"Upaya reformasi militer akan ditentang pihak militer. Jika ini terjadi, maka kita berada dalam situasi yang sangat mematikan," kata Ahmet seperti dikutip Yahoo News, Kamis (10/2).Militer kudeta Mubarak
JAKARTA: Militer Mesir mengambil alih negara pada Kamis malam atau Jumat pagi waktu Indonesia setelah 17 hari protes menuntut turunnya Presiden Hosni Mubarak dari puncak kekuasaan selama tiga dekade.
Militer mengumumkan di televisi nasional akan "melindungi negara" dan pengunjuk rasa yakin bahwa presiden akan memenuhi tuntutan mereka. Itu adalah indikasi terkuat bahwa Mubarak telah kehilangan kekuasaannya.
Panglima militer Mesir staf Sami Eman kepada penyiar ABC News bahwa "itu berakhir malam ini" ketika ditanya apakah Mubarak akan mundur.
Televisi pemerintah memotong semua program untuk menyajikan rekaman panel pejabat militer senior, salah satunya membacakan pernyataan Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata yang mengindikasikan sebuah kudeta militer.
"Untuk mendukung tuntutan sah rakyat," tentara "akan melanjutkan pertemuan ... untuk memeriksa langkah-langkah yang harus diambil untuk melindungi bangsa dan keuntungan dan ambisi dari orang-orang elit Mesirr," kata pernyataan itu.
Rekaman TV menunjukkan Mesir Menteri Pertahanan Marsekal Hussein Tantawi memimpin rapat bagian atas perwira tentara berwajah keras duduk mengelilingi sebuah meja. Mubarak, komandan pasukan bersenjata 'di kepala, tidak hadir dari pertemuan itu.
Wakil Presiden Omar Suleiman dan Menteri Luar Negeri Ahmed Aboul Gheit sebelumnya memperingatkan kemungkinan kudeta atau penerapan darurat militer jika para demonstran tidak setuju dengan kerangka kerja pemerintah diarahkan perundingan untuk reformasi.
Ketua partai yang berkuasa Mubarak Hossam Badrawi sebelumnya mengatakan kepada BBC presiden kan merespon tuntutan rakyat hari Jumat.