Jumat, 11 Februari 2011

Militer kudeta Mubarak

JAKARTA: Militer Mesir mengambil alih negara pada Kamis malam atau Jumat pagi waktu Indonesia setelah 17 hari protes menuntut turunnya Presiden Hosni Mubarak dari puncak kekuasaan selama tiga dekade.


Militer mengumumkan di televisi nasional akan "melindungi negara" dan pengunjuk rasa yakin bahwa presiden akan memenuhi tuntutan mereka. Itu adalah indikasi terkuat bahwa Mubarak telah kehilangan kekuasaannya.

Panglima militer Mesir staf Sami Eman kepada penyiar ABC News bahwa "itu berakhir malam ini" ketika ditanya apakah Mubarak akan mundur.

Televisi pemerintah memotong semua program untuk menyajikan rekaman panel pejabat militer senior, salah satunya membacakan pernyataan Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata yang mengindikasikan sebuah kudeta militer.

"Untuk mendukung tuntutan sah rakyat," tentara "akan melanjutkan pertemuan ... untuk memeriksa langkah-langkah yang harus diambil untuk melindungi bangsa dan keuntungan dan ambisi dari orang-orang elit Mesirr," kata pernyataan itu.

Rekaman TV menunjukkan Mesir Menteri Pertahanan Marsekal Hussein Tantawi memimpin rapat bagian atas perwira tentara berwajah keras duduk mengelilingi sebuah meja. Mubarak, komandan pasukan bersenjata 'di kepala, tidak hadir dari pertemuan itu.

Wakil Presiden Omar Suleiman dan Menteri Luar Negeri Ahmed Aboul Gheit sebelumnya memperingatkan kemungkinan kudeta atau penerapan darurat militer jika para demonstran tidak setuju dengan kerangka kerja pemerintah diarahkan perundingan untuk reformasi.

Ketua partai yang berkuasa Mubarak Hossam Badrawi sebelumnya mengatakan kepada BBC presiden kan merespon tuntutan rakyat hari Jumat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar